SEMARANG – Pasar properti di Jawa Tengah terus menunjukan geliat pertumbuhan yang cukup baik, setelah di awal semester I tahun 2017 mengalami keterpurukan.
Hal itu setidaknya terlihat dalam dua kali pameran properti expo V dan VI yang digelar pada bulan Juli dan Agustus ini. Dalam dua kali pameran tersebut, mampu membukukan transaksi mencapai 108 unit.
Ketua panitia property expo Dibya K Hidayat mengatakan, meski dalam dua bulan terakhir pejualan perumahan menujukan geliatnya, namun dibandingkan tahun lalu penjualan perumahan masih mengalami penurunan.
Pada periode yang sama Januari-Agustus tahun lalu selama pameran mampu menjual 308 unit, tahun ini hanya 238 unit.
“Pada tahun ini pada awal bulan benar-benar sangat jelek penjualannya dan baru mulai bergerak membaik pada dua bulan terakhir ini,” kata Dibya saat penutupan pameran Property Expo diSemarang.
Sementara penjualan properti di Jawa Tengah sampai saat ini masih di dominasi penjualan perumahan di kelas menengah ke atas. Bahkan, dalam beberapa kali pameran, penjualan lebih didominasi penjualan rumah menengah ke atas dengan harga di atas Rp700 juta samapi lebih dari Rp1 miliar.
Hal itu menurut Dibya dikarenakan, kondisi ekonomi makro di Indonesia relatif stabil dibandingkan dengan perekonomian mikro yang masih belum sepenuhnya stabil.
Ketidakstabilan ekonomi mikro disebabkan beberapa hal, diantaranya yang paling berdampak adalah situasi dan kondisi politik di Indonesia sendiri.
“Kondisi ekonomi mikro kita masih belum stabil dan cukup berpengaruh terhadap kondisi penjualan rumah khusunya yang menengah ke bawah,” katanya. (aln)