Ponorogo – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk terus menunjukkan komitmennya untuk selalu berupaya memberikan yang terbaik dalam pelestarian alam dan lingkungan. Dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Tahun 2017 yang bertema “Connecting People to Nature”, Semen Indonesia memberikan bantuan bibit pohon karet kepada para petani penggarap di daerah rawan longsor yang berada di Desa Bengkering, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo sejumlah 10.000 bibit.
Penyerahan bibit pohon dilakukan oleh Direktur Utama Semen Gresik, Gatot Kustyadji, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa timur,Bambang Sadono dan Wakil Bupati Ponorogo Sujarno.
Direktur Utama Semen Gresik, Gatot Kustyadji menjelaskan, “Rehabilitasi lahan kritis seperti di Ponorogo ini diperlukan untuk mengembalikan fungsi lahan tersebut secara optimal sebagaimana mestinya dan tentunya berguna bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat”
Kegiatan rehabilitasi pada lahan kritis merupakan salah satu upaya peningkatan sumber daya alam yang ada untuk dapat dikembangkan dan dilestarikan.
“Lahan kritis cakupannya cukup luas, tetapi masih kurang dalam hal pengelolaannya. Tanaman karet sangat prospektif dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan, terutama di daerah rawan longsor di Ponorogo. Meskipun di lahan yang kritis, tanaman karet masih menghasilkan getah yang bagus, mengingat pohon karet dapat tumbuh 30 atau 40 meter dengan umur hingga 100 tahun. Tanaman karet juga dapat menyerap emisi gas buangan seperti CO2 (karbondioksida) untuk mengatasi dampak kerusakan lingkungan”. ungkap Gatot Kustyadji.
Gatot mengatakan bahwa, “Fokus utama kegiatan transformasi lingkungan Semen Indonesia Group adalah pelestarian keanekaragaman hayati dan mereduksi emisi. Pelestarian keanekaragaman hayati difokuskan pada kegiatan reklamasi pascatambang. Sampai dengan 2016, Semen Indonesia telah mampu mereklami dan merevegetasi 228.34 Ha lahan pascatambang di Pabrik Tuban. Lahan tersebut meliputi 138.355 tanaman, dengan jenis jati, johar, mahoni, trembesi, sengon, dan kesambi”.
“Sedangkan dalam upaya mengurangi emisi, Semen Indonesia telah berhasil memanfaatkan limbah industri sebagai bahan baku alternatif. Pada tahun 2016, Semen Indonesia telah mampu menurunkan emisi CO2 sebesar 122,000 ton di Pabrik Tuban I – IV ”, imbuhnya.
Pada tahun 2016 & 2017, Semen Indonesia mampu meraih Penghargaan Utama dalam Pengelolaan Lingkungan Pertambangan untuk kategori kelompok Izin Usaha Pertambangan (IUP). Reklamasi lahan yang dilakukan Semen Indonesia membuktikan bahwa kerusakan lingkungan itu bisa diminimalkan, bahkan mungkin dengan hasil yang lebih baik.(aln)