SEMARANG- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah mencatat, hasil survei indeks harga properti komersial pada triwulan4/2017 sebesar 109,22, naik sebesar 0,09% (qtq) atau 0,05% (yoy). Hasil survei tersebut menunjukkan adanya pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Hamid Ponco Wibowo mengatakan, kenaikan harga secara triwulanan didorong oleh meningkatnya rata-rata harga jual apartemen dan rata-rata harga sewa kamar hotel seiring dengan meningkatnya tingkat hunian. Selain iti, kenaikan harga sewa kamar hotel juga mendorong pertumbuhan harga properti secara tahunan.
“Untuk indeks pasokan properti komersial tercatat sebesar 101,36, naik sebesar 0,12% (yoy), namun lebih stabil dibandingkan triwulan sebelumnya (tumbuh 0,00%, qtq),” katanya.
Dijelaskan, kenaikan indeks secara tahunan didorong oleh meningkatnya pasokan apartemen sebesar 4,76% (yoy) dan kamar hotel sebesar 12,83% (yoy). Indeks permintaan properti komersial tercatat sebesar 104,37, naik sebesar 0,20% (qtq) atau 1,92% (yoy).
“Kenaikan permintaan secara triwulanan, terutama didorong oleh meningkatnya tingkat hunian kamar hotel sebesar 4,97% (qtq), diikuti oleh meningkatnya permintaan apartmen sebesar 2,33% (qtq). Sementara itu, kenaikan secara tahunan terjadi pada segmen perhotelan sebesar 17,87% (yoy) dan apartemen sebesar 17,56% (yoy),” jelasnya.
Sementara, penyaluran kredit konsumsi tercatat meningkat sebesar 9,75% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 8,86% (yoy). Kredit kepemilikan flat/apartemen tipe menengah mengalami pertumbuhan sebesar 35,51% (yoy) pada triwulan IV 2017.(aln)