
SEMARANG- Pengembang perumahan dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) kini mulai mengerem pembangunan rumahnya. Langkah ini dilakukan seiring adanya informasi habisnya kuota KPR bersubsidi untuk pembiayaan rumah.
Wakil Ketua DPD REI Jateng Bidang RSH dan Rusuna, Andi Kurniawan mengatakan, habisnya kuota KPR FLPP ini terjadi lantaran adanya pemangkasan anggaran sehingga kuota berkurang. Akibatnya, rencana pembangunan rumah FLPP berkurang banyak.
“Kondisi ini sangat ironis, karena di lain sisi pengembang FLPP digenjot oleh pemerintah untuk membangun rumah sebanyak-banyaknya, diikuti animo masyarakat yang cukup tinggi untuk memiliki rumah FLPP,” katanya, disela Pembukaan Pameran REI Ekspo 5/2016, yang berlangsung di Atrium Mall Ciputra Semarang, mulai 14-25 Juli 2016.
Menurutnya, saat ini para pengembang FLPP masih melakukan konsolidasi untuk bersama-sama menyampaikan aspirasi kepada DPRD, khususnya terkait penambahan anggaran di APBD Perubahan. Selain itu, melalui DPP REI akan mengajukan usulan pula ke Kementrian Perumahan Rakyat dan Kementrian Keuangan.
“Kalau pengembang FLPP tetap meneruskan pembangunan, kita terpaksa harus menjual secara komersial. Padahal, segmennya sudah berbeda,” ungkapnya.
Selama ini, lanjutnya, untuk bunga kredit rumah FLPP ditetapkan sebesar 5% dengan harga jual rumah di Jateng Rp116 juta. Tanpa adanya alokasi kredit FLPP dari pemerintah, maka konsumen akan terbebani dengan bunga kredit komersial yang berlaku antara 8,5-10%.
“Saat ini pengembang FLPP hanya membangun rumah bagi konsumen yang telah mendapatkan persetujuan kredit FLPP dari perbankan saja,” jelasnya.
Terkait dengan Pameran REI Ekspo 5/2016, diikuti oleh 16 pengembang, 3 apartemen, dan 1 Stakeholder springbed. Perumahan kali ini khusus diikuti pengembang perumahan menengah.(aln)