​
SEMARANG- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kini mulai fokus membidik perusahaan yang berpotensi ‘go public’. Langkah tersebut dilakukan dengan membuka ‘Pusat Informasi Go Public’ di sejumlah daerah.
Kepala Kantor Pusat Informasi ‘Go Public’ Semarang, Cahyanto Kristiadi mengatakan, dengan diresmikannya ‘Pusat Informasi Go Public’ akan mempermudah calon-calon emiten di daerah bila ingin mencalonkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Pada prinsipnya, layanan ini menyediakan sistem ‘one stop service’ untuk calon emiten yang ingin mendapatkan informasi apapun.
“Kami juga melayani bila emiten akan memasukkan dokumen pencatatan saham. Disini kami menyediakan satu ruangan khusus untuk petugas Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga harapannya calon emiten bisa menyampaikan data dan submit dokumen, tanpa harus dilakukan di Jakarta,” katanya, disela Peresmian Pusat Informasi ‘Go Public’, kemarin.
Ditambahkan, melalui layanan ini akan sekami memudahkan masyarakat mendapatkan informasi mengenai go public dan keuntungan berstatus sebagai Perusahaan Tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Pusat Informasi ‘Go Public’ ini sebelumnya ada di Jakarta yang diresmikan pada 27 Juni 2016 lalu, dan kali BEI secara serentak memperlebarkan layanannya di 4 kota di Indonesia, yakni Surabaya, Semarang, Bandung, dan Medan,” imbuhnya.
Terkait potensi pasarnya di Jawa Tengah, Cahyanto mengaku sangat bagus, dimana banyak perusahaan besar yang sangat berpotensi untuk melakukn ‘go public’. Bahkan, saat ini setidaknya ada sekitar 50 perusahaan yang tengah dibidik dengan cara jemput bola.
“Selain mendatangi langsung perusahan potensial itu, kami juga akan terus melakukan sosialisasi bagi calon emiten,” jelasnya.
Menurutnya, syarat menjadi calon emiten dan ‘go public’ sebenarnya sangat mudah, yakni perusahaan yang memiliki minimal rating debet aset sebesar Rp5 miliar. Adapun pihaknya mentargetkan, pada tahun ini ada 4 perusahaan dari Jateng yang sudah bisa melantai di bursa.
Terkait jumlah investor di Jateng, saat ini ada sekitar 40.000, dan ditargetkan bisa mencapai 60.000 investor di tahun ini. Sedangkan khusus di Kota Semarang saat ini da 11.100 investor.
“Nilai transaksi rata-rata di kisaran Rp1-3 triliun per bukn di Jateng,” tandasnya.(aln)