– SUNSET- Pengunjung Grand Maerokoco bisa menikmati ‘sunset’ yang indah dari ‘Jembatan Pengharapan’ dengan latar mangrove. Foto : ANING KARINDRA
Pesona baru Maerokoco yang telah mampu menyedot banyak pengunjung tak lantas membuat PT PRPP berpuas diri. Inovasi pun tak henti-hentinya dilakukan mengikuti kebutuhan masyarakat akan rekreasi dan hiburan.
KOMITMEN Maerokoco untuk berbenah dan mempercantik diri nampaknya tak hanya isapan jempol belaka. Sukses dengan daya tarik baru berupa ‘Tracking Mangrove’, kini PT PRPP pun telah menyiapkan konsep-konsep baru lagi yang bakal menjadikan Maerokoco sebagai destinasi wisata yang sayang untuk dilewatkan.
Untuk mewujudkan ide-ide ‘kekinian’, Maerokoco di awal tahun 2017 pun turut mendeklarasikan semangat barunya melalui ‘re-branding’. Taman Mini Jawa Tengah yang sebelumnya dikenal dengan sebutan lengkap ‘Puri Maerokoco’, kini memiliki brand baru ‘Grand Maerokoco’.
“Re-branding ini sekaligus menjadi penyemangat baru bagi kami selaku pihak pengelola untuk bisa mengembalikan kejayaan Maerokoco di masa lalu dengan konsep ‘kekinian’,” ujar Titah, Direktur Utama PT Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan (PRPP) Jawa Tengah.
Sembari mengajak Jateng Pos berkeliling Maerokoco, Titah mengaku, tahun 2017 ini menjadi awal kebangkitan Maerokoco. Berbagai program revitalisasi telah disiapkan, mulai dari pembenahan anjungan kabupaten/kota, pembangunan akses jalan masuk baru, pembuatan ‘sea walk’ yang menyusuri miniatur ‘Laut Jawa’, Legenda Cheng Ho, pembangunan restoran berkonsep vintage (kuno), hingga adanya ‘floating market’.
“Terobosan-terobosan baru ini sengaja kami buat secara bertahap untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan rekreasi dan hiburan yang sesuai trend masa kini,” bebernya.
Untuk mewujudkan program revitalisasi tersebut, Titah mengaku, pada tahap awal ini sedikitnya dibutuhkan anggaran hingga Rp5 miliar. Dana tersebut rencananya secara bertahap diambilkan dari pemasukan Maerokoco dan anggaran operasional PT PRPP Jawa Tengah.
“Dari seluruh program tersebut, setidaknya 20% sudah berhasil terwujud, termasuk Tracking Mangrove. Sedangkan yang lain masih terus dikebut pengerjaannya. Kami targetkan di bulan Mei 2017 program tersebut bisa terselesaikan semua,” kata Titah, dengan nada optimis.
Titah menyatakan, pada prinsipnya pihaknya akan mengoptimalkan segala potensi yang ada di Maerokoco. Adapun tolak ukur keberhasilan program, selain dari jumlah pengunjung melonjak tajam, mereka juga mengetahui budaya Jawa Tengah.
“Seperti apapun konsep revitalisasi, nilai-nilai budaya Jawa Tengah harus tetap dipertahankan, utamanya melalui anjungan-anjungan yang ada, dan event-event budaya di Grand Maerokoco ini,” tegas Titah, menjanjikan.
Seiring target revitalisasi tahap awal yang direncanakan selesai pada bulan Mei mendatang, Maerokoco pun telah menyiapkan event ‘Festival Maerokoco’. Selain itu, akan digelar kembali lomba mancing di miniatur Laut Jawa yang memiliki ribuan ikan bandeng.
“Nanti akan ada festival kuliner-kuliner tradisional juga melalui ‘resto vintage’ dan ‘floating market’. Kami juga akan menggandeng banyak komunitas untuk turut meramaikan Grand Maerokoco,” tuturnya.
Terkait ‘Floating Market’, Titah menjelaskan, akan dibangun di sepanjang danau miniatur ‘Laut Jawa’ antara anjungan Kabupaten Kendal hingga anjungan Kota Tegal. Sedikitnya akan ada 40 perahu yang akan menjajakan makanan ringan yang menjadi khas jajanan Jawa Tengah.
“Untuk tahap awal di bulan Mei rencananya ada 25 perahu terlebih dahulu,” ucapnya.
Meski ‘Floating Market’ baru dibuka Mei, bagi pengunjung Maerokoco yang hendak menikmati jajanan, ‘Cafe Jembatan Pengharapan’ kini sudah bisa menjadi alternatifnya. Cafe ini memiliki ‘view’ yang sangat menarik dan sangat cocok sebagai spot foto.
“Berbagai menu makanan dan minuman tersedia di cafe jembatan ini dengan harga sangat terjangkau. Yang tak kalah penting, tempatnya sangat cozzy untuk nongkrong dan foto-foto, bahkan bisa sambil menikmati ‘sunset’ di sore hari,” bebernya.
Sementara, untuk mendapatkan produk-produk UMKM unggulan Jawa Tengah, pengunjung bisa mendapatkannya di 35 anjungan kabupaten/kota. Selain ada ‘window display’, anjungan bisa juga disewa untuk kegiatan.
“Maerokoco juga menyediakan paket-paket wisata menarik, khususnya untuk rombongan. Semisal untuk segmen pelajar, ada paket edukasi dengan harga mulai Rp40.000/orang, dimana selain mengelingi Grand Maerokoco, juga akan diajak ke Sains Center yang berada di komplek PRPP, serta naik kereta kelinci dan perahu wisata untuk berkeliling Maerokoco melalui ‘Laut Jawa’,” pungkas Titah mengakhiri perbincangan dengan ketaketim.com.(*)