SEMARANG- Sedikitnya 2.000 tenaga kerja masih dibutuhkan di berbagai sektor industri di Jawa Tengah. Dari total kebutuhan tenaga kerja tersebut tidak diserap dalam waktu yang bersamaan melainkan secara bertahap.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah, Frans Kongi mengatakan, dari seluruh kebutuhan tenaga kerja tersebut, sekitar 70-80% diantaranya akan terserap pada sektor industri garmen. Sedangkan sisanya terbagi di beberapa sektor lainnya, seperti tekstil, mebel, dan sepatu.
“Kami melakukan penyerapan tenaga kerja secara bertahap karena selama ini sulit bagi perusahaan memperoleh tenaga kerja yang terampil, terutama untuk garmen. Jadi kami harus didik dulu mereka,” katanya.
Dijelaskan, untuk mengefektifkan proses pendidikan bagi tenaga kerja agar terampil, perusahaan memilih untuk membuka lowongan kerja sedikit demi sedikit. Apalagi, waktu yang dibutuhkan untuk mendidik tenaga kerja hingga menjadi terampil biasanya mencapai 3-6 bulan.
“Dalam kurun waktu tersebut, calon tenaga kerja terampil, seperti yang baru saja lulus SMK sudah bisa menguasai teknik menjahit,” jelasnya.
Menurutnya, selain dibutuhkan waktu untuk mendidik, penyerapan tenaga kerja tidak dapat dilakukan secara langsung karena kondisi dunia usaha saat ini masih sulit. Perkembangan industri yang belum signifikan membuat pengusaha tidak percaya diri mempekerjakan terlalu banyak tenaga kerja.(aln)