C
Senin, Juli 7, 2025

Buy now

Layani Pelanggan dengan Bahagia

HALAL BIHALAL- Budayawan sekaligus Intelektual, MH Ainun Nadjib atau Cak Nun, saat mengisi acara Halal Bihalal karyawan di lingkungan PT PLN  (Persero) Distribusi Jateng-DIY. FOTO : ANING KARINDRA



SEMARANG- Karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jateng-DIY dituntut untuk selalu bahagia dalam melayani para pelanggannya. Butuh keikhlasan untuk menjadi pelayan 

masyarakat sebagai bentuk amal ibadah.



Demikian dikatakan Agung Nugraha, Manager PT PLN (Persero) Distribusi Jateng-DIY, dalam acara Halal Bihalal karyawan di lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jateng-DIY.



Menurut Agung, sejak kali pertama menjabat sebagai orang nomor satu di lingkungan kantor PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah-DIY, dirinya sudah menginstruksikan semua pegawai bekerja melayani masyarakat dengan bahagia.



“Meski ketika menjalankan tugas atau pekerjaan mendapat celaan dari masyarakat, namun pegawai PLN sudah bahagia karena mampu menjalankan tugas dengan baik,” himbaunya.



Agung menuturkan, bahagia adalah wujud dari syukur, mensyukuri pekerjaan yang dilakukan. Untuk itu pihaknya mengajak seluruh pegawai untuk bersungguh-sungguh dalam melakukan kewajibannya.



“Kalau asal-asalan itu adalah penghianatan,” ujarnya.



Kehadiran MH Ainun Nadjib (Cak Nun), dalam acara Halal Bihalal karyawan PLN pun mampu membawa nuansa sumringah. Di hadapan ratusan karyawan PLN, Cak Nun bersama Kyai Kanjeng memberikan motivasi bagi karyawan dalam bentuk ceramah dan hiburan.



Dalam wejangannya, Cak Nun mengajak masyarakat untuk saling menghormati. 



“Sekarang ini sebagian masyarakat sibuk dengan kebenaran dan kebaikan masing-masing tetapi di situ tidak ada nikmat dan kebahagiaan,” katanya.



Namun, lanjutnya, yang terpenting adalah niat baik masing-masing individu ketika melakukan sesuatu, termasuk beribadah. Tidak perlu menyamakan dengan Rasulullah karena kita tidak tahu bagaimana kehidupan Rasulullah pada saat itu. Di sini Allah akan melihat hatinya masing-masing.



“Jika zaman dahulu Indonesia kaya mulai dari budaya hingga ekonomi, justru saat ini masyarakat memiskinkan diri sendiri. Masyarakat memiskinkan diri secara agama, budaya, memiskinkan diri secara politik sehingga akhirnya berselisih hingga saat ini,” terangnya.



Menurut dia, agama tidak pernah mengajarkan untuk saling mencela dan menyalahkan. Ia mengatakan agama adalah ranah manusia dengan Tuhannya masing-masing.



“Kewenangan Tuhanlah yang akan memberikan amal sesuai ibadah dan perbuatannya, yang terpenting sebagai masyarakat Indonesia dengan budaya tinggi harus bisa saling hormat menghormati dan tidak saling menjatuhkan,” pungkasnya.(aln)

Aning Karindra
Aning Karindrahttp://ketaketik.com
Aning Karindra (Alin) || Blogger || Jurnalis || www.ketaketik.com || ketaketikita@gmail.com || 08122776668 || Semarang, Jawa Tengah, Indonesia || Instagram : ketaketikcom || Twitter : ketaketik || Facebook : ketaketikcom || FanPage : ketaketikcom || Ketaketik.com dibangun sejak 2015. Portal ini merupakan bagian dari aktifitas blog jurnalis yang dikelola pribadi dan mengabarkan informasi yang layak Anda simak dan bagikan. || Konten Ketaketik.com dapat dipertanggungjawabkan, karena disajikan secara profesional melalui proses jurnalistik, dengan melihat, mendengar, dan menyampaikan pesan yang akurat. ||

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
4,541PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles