SEMARANG- Bank Syariah Indonesia (BSI) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,48 triliun pada semester 1/2021. Jumlah tersebut naik sebesar 34,29% secara year on year dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp1,1 triliun.
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI), Hery Gunardi mengatakan, pertumbuhan laba bersih tersebut menjadikan Bank Syariah Indonesia mampu meningkatkan rasio profitabilitas. Dengan begitu, akan mampu mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat dan akselerasi kapasitas digital, serta operasional mampu berjalan dengan baik.
“Kenaikan laba bersih pada semester pertama tahun ini, tidak lepas dari pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) secara berkualitas,” katanya, saat menyampaikan kinerja perusahaan secara virtual, Jumat (30/7/2021).
Hery menjelaskan, saat ini total aset Bank Syariah Indonesia mencapai Rp247,3 triliun per Juni 2021 atau naik 15,16% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp217,7 trilun.
“Kita lihat bahwa di tengah kondisi ekonomi yang memang cukup challenging, industri perbankan nasional dan syariah sebetulnya menunjukkan perbaikan yang lumayan. Kita tetep berusaha untuk mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat dan sustain,” jelasnya.
Menurutnya, BSI sangat selektif dalam melihat segmen mana saja yang memang memiliki daya tahan untuk didorong secara perlahan, dengan tetap menerapkan asas kehati-hatian, dan prudential banking. Tentunya BSI juga tidak ingin menuai NPF di kondisi yang kurang menentu.
“Untuk meningkatkan prinsip kehati-hatian tersebut, pihaknya telah mencadangkan cash coverage sebesar 144,07% sampai semester pertama 2021. Termasuk, terus berupaya menjaga kualitas pembiayaan positif agar tidak terjadi kredit macet,” ungkapnya.
Sementara, pada semester I/2020, NPF gross tercatat 3,23%. Sedangkan pada semester I/2021 ini menjadi 3,11%.(aln)