SEMARANG – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah mencatat, pengguna sistem pembayaran digital QRIS di wilayah ini hingga 2024 telah mencapai 7,63 juta pengguna. Jumlah tersebut tumbuh 38,2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra mengatakan, pengguna QRIS di Jateng menempati posisi ke-3 terbesar secara nasional. Adapun volume transaksi QRIS di Jateng juga terbanyak ke-5 di Indonesia, dengan 411,37 juta transaksi, tumbuh 407,39% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Dari sisi merchant QRIS di Jateng menduduki peringkat terbanyak ke-4 di Indonesia, atau mencapai 3,62 juta, dengan pertumbuhan 17,12% dibandingkan tahun sebelumnya,” katanya, Senin (17/2/2025).
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Nita Rachmenia menambahkan, volume transaksi QRIS di Jateng masih terkonsentrasi di kota besar, seperti Semarang, Surakarta dan Banyumas. Meski begitu, Bank Indonesia akan terus berupaya untuk memperluas penggunaan QRIS di seluruh kabupaten/kota di Jateng.
“Bank Indonesia akan terus memperluas akselerasi penggunaan QRIS di kota dan kabupaten lainnya. Kami juga sudah diskusi dengan Dinas Kominfo Jawa Tengah, dimana secara infrastruktur jaringan sinyal sebenarnya sangat merata, tidak ada blankspot,” imbuhnya.
Menurutnya, masih perlu pembiasaan masyarakat untuk menggunakan transaksi secara digital. Bank Indonesia pun akan terus mendorong penggunaan QRIS melalui berbagai pendekatan.
“Kami terus dorong penggunaan QRIS, misalnya menggandeng merchant dengan memberikan program-program menarik,” ungkapnya.
Dijelaskan, tak hanya QRIS, sistem pembayaran digital lainnya di Jawa Tengah juga mengalami pertumbuhan positif. Untuk kartu kredit pertumbuhannya mencapai 11,13% dengan volume transaksi 11,8 juta transaksi dan nominal Rp12,7 triliun.
“Kalau untuk pertumbuhan kartu debit juga mengalami pertumbuhan positif dari 2023 yang mengalami minus yang dalam. Di 2024 pertumbuhan kartu debit mengalami perbaikan meskipun masih minus -1,5 persen dan nominalnya Rp644,1 triliun dengan volume transaksinya 646,9 juta transaksi,” jelasnya.
Sementara, uang elektronik juga tumbuh cukup signifikan 18,73% dengan nominal Rp30,6 triliun dan volume transaksi 409,9 juta transaksi.(aln)