SEMARANG- PT Pertamina (Persero) terus mendorong internal perusahaan untuk meningkatkan konsumsi elpiji non-PSO (public service obligation) di kalangan masyarakat. Hal tersebut sekaligus untuk menekan konsumsi elpiji subsidi yang tidak tepat sasaran.
Vice President Domestic Gas PT Pertamina (Persero), Kusnendar mengatakan, pada dasarnya ukuran kerja untuk divisi gas domestik ada beberapa parameter. Di satu sisi Pertamina menyalurkan elpiji subsidi, di sisi lain menjual elpiji nonsubsidi.
“Jadi untuk elpiji subsidi kami juga terus menekan konsumsi yang tidak tepat sasaran, dan di lain sisi untuk elpiji nonsubsidi atau non-PSO ini juga kami dituntut bagaimana bisa menjualnya semaksimal mungkin,” katanya.
Menurutnya, Elpiji non-PSO ini otomatis berjualan, bagaimana dari sisi pertumbuhan dan volume bisa terjual semaksimal mungkin. Salah satunya adalah meningkatkan kinerja internal perusahaan.
“Untuk itu pula kami terus menggenjot penjualan Elpiji non-PSO,” ungkapnya.
Dijelaskan, salah satu bentuk peningkatan kinerja karyawan adalah melaksanakan “sales competition”. Salah satu tujuan dilaksanakannya program tersebut adalah untuk mengetahui pertumbuhan grafik penjualan seperti apa.
“Nantinya pemenang kompetisi ini bisa mengikuti seminar internasional, bisa mengikuti kunjungan perusahaan ke luar negeri,” jelasnya.
Sementara itu, mengenai penjualan elpiji non-PSO sendiri belum lama ini PT Pertamina (Persero) meluncurkan produk brightgas ukuran tabung 5,5 kg. Dengan penambahan produk tersebut, konsumen diberikan beberapa pilihan produk.
“Meski kami sudah ada beberapa program, memang tidak mudah menjadikan konsumen yang awalnya mengkonsumsi elpiji PSO menjadi non-PSO. Dalam hal ini memerlukan kesadaran dari konsumen itu sendiri, apalagi harga elpiji non-PSO jauh lebih tinggi dibandingkan elpiji pso,” ujarnya.
Mengenai hambatan tersebut, lanjutnya, menjadi bagian dari kompetisi untuk penilaian dalam program “sales competition” yang diikuti oleh para karyawan PT Pertamina (Persero).(aln)
