BANTUAN- Manager Bidang Komunikasi Hukum Administrasi PT PLN (Persero) Distribusi Jateng-DIY, Audi Royke Damal, dan Bupati Batang, H. Wihaji, S.Ag., berfoto bersama para penerima bantuan “PLN Peduli” dalam mewujudkan desa wisata unggulan di Kabupaten Batang dan Pekalongan, di Deswita Pandansari Batang. FOTO : ANING KARINDRA
BATANG- PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah melalui “PLN Peduli” terus mendukung program pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat dan lingkungan. Kali ini, Program Bina Lingkungan Unggulan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY diwujudkan melalui Desa Wisata (Deswita) Pandansari yang diresmikan secara langsung oleh Bupati Batang, H. Wihaji, S.Ag., M.Pd, serta General Manager PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY, yang diwakili oleh Manager Bidang Komunikasi Hukum Administrasi, Audi Royke Damal.
Turut hadir dalam peresmian tersebut Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Bambang Supriyanto; Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Abdul Naser; Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Koko Tetuko; Danramil, Kapten Inf Hari Santoso; Kapolsek Warung Asem, AKP Ahmad Almunasifi; Camat; Kepala Desa; serta Tokoh masyarakat di Desa Pandansari.
Manager Bidang Komunikasi Hukum Administrasi PT PLN (Persero) Distribusi Jateng-DIY, Audi Royke Damal mengungkapkan, Deswita Pandansari ini dikembangkan atas kerjasama yang baik antara PLN, Pemerintah serta komunitas masyarakat. Program ini dilatarbelakangi oleh tingginya tingkat urbanisasi masyarakat, serta belum adanya pemanfaatan sumber daya alam yang baik.
“Dari latar belakang itu sehingga tercetuslah gagasan PLN berkolaborasi dengan komunitas setempat untuk mengembangkan Desa Wisata di Pandansari,” katanya.
Ditambahkan, dengan adanya pengembangan Desa Wisata Pandansari, masyarakat mulai sadar dan mulai memanfaatkan sistem dan tata pengelolaan yang baik dan berwawasan lingkungan. Salah satu kegiatan yang sudah mulai dikembangkan yaitu pemanfaatan sungai irigasi alami yang digunakan untuk wisata tubing, rafting, outbound anak dan dewasa, serta tersedia pula camping ground.
– TUBING- Sejumlah wisatawan melakukan tubing di Desa Wisata Pandansari Batang. FOTO : ANING KARINDRA
“Selain kekayaan alamnya yang indah, Deswita Pandansari juga menyuguhkan berbagai macam kearifan lokal, seperti musik musik dan tari-tarian tradisional. Selain itu, pemberdayaan masyarakat sekitar juga tampak pada munculnya industri industri rumahan yang memproduksi makanan tradisional seperti opak,” imbuhnya.
Seiring dengan makin banyaknya pengunjung, lanjutnya, masyarakat Deswita Pandansari juga mulai mendirikan homestay-homestay yang dapat digunakan sebagai pemasukan tambahan. Dengan begitu, dari usaha-usaha mikro yang mulai dibentuk masyarakat sekitar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan komunitas pengelola.
Adapun dengan adanya dukungan dari pemerintah serta masyarakat setempat, PLN berharap semoga kedepannya Desa Wisata Pandansari akan dapat berkembang secara mandiri dan menjadi desa wisata percontohan.
“PLN selalu hadir di tengah masyarakat, salah satunya melalui program PLN Peduli. Harapan kami program program kegiatan yang ada di Deswita Pandansari dapat membawa dampak positif dan optimal terhadap pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang berada di kabupaten Batang,” ungkapnya.
Menurutnya, selain Desa Pandansari, PLN Peduli juga memberikan bantuan untuk pengembangan Desa Wisata “Lolong Adventure” di Desa Lolong, serta Desa wisata Kalipaingan. Total bantuan yang diberikan PLN untuk pengembangan Desa Wisata di Kabupaten Batang sejumlah Rp400.000.000, dengan rincian bantuan sarana dan prasarana untuk Desa Wisata Pandansari tahap 1 dan 2 sebesar Rp252.100.000.
Sedangkan bantuan sarana dan prasarana untuk lolong adventure Rp131.000.000, dan Bantuan sarana dan prasarana untuk desa wisata Kalipaingan Rp16.900.000.
Bupati Batang, Wihaji mengatakan, adanya bantuan tersebut pihaknya optimis tahun 2022 kabupaten Batang sudah menjadi desa industri dan wisata yang akan dikunjungi wisatawan mancanegara. Wihaji juga menyebutkan bahwa kabupaten Batang masih memiliki banyak potensi alam seperti gunung, pantai serta curug yang belum dimaksimalkan, sehingga masih banyak peluang bagi PLN maupun masyarakat untuk mengembangkan potensi sumber daya alam yang ada di kabupaten Batang.
Sementara, PLN melalui PLN Peduli mengembangkan gagasan-gagasan CSR yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat dan lingkungan. Melalui program kolaborasi antara PLN, Pemerintah, serta masyarakat diharapkan dapat bermanfaat penuh bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan kepedulian lingkungan melalui edukasi sehingga tercipta harmonisasi antara industri, pemerintah dan komunitas masyarakatnya.
Ketua Komunitas Pengelola Desa Wisata Pandansari Batang, Aminuddin menuturkan, desa wisata Pandansari mulanya dirintis sejak 2012. Namun baru mulai populer di tahun 2014 dengan segala keterbatasan.
“Saat ini ada paket outbond anak dan dewasa, paket tubbing dan rafting mulai 4-6 km, hiking, tracking dan camping, dengan tarif paket mulai Rp45-200 ribu per orang,” terangnya.
Rata-rata pengunjung saat ini mencapai 100-200 orang per hari. Adapun segmen pengunjung mayoritas rombongan dari instansi, sekolahan, maupun keluarga dan perorangan.
“Tidak ada tiket masuk, hanya jasa parkir saja. Dan pengunjung bisa datang bebas mau foto-foto, main di sungai dan lain-lain di luar paket secara gratis,” terangnya.
Terkait akses menuju Deswita Pandansari sangat mudah hanya 15 km dari pusat kota Batang yang bisa ditempuh dengan waktu 20 menitan. Deswita Pandansari juga menyuguhkan atraksi khas seperti musik angklung pada waktu-waktu tertentu, serta menyajikan kuliner khas Batang. (aln)