*Konsumsi Masih Normal
SEMARANG- Pemerintah akhirnya menetapkan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG. Penurunan harga telah berlaku mulai Selasa (5/1) jam 00.00, seiring penundaan pungutan dana Ketahanan Energi.
Assisten Manager External Relation PT Pertamina MOR 4 Jateng-DIY, Roberth MV Dumatubun mengatakan, untuk Jateng-DIY penurunan harga BBM jenis premium turun dari Rp7.400/liter menjadi Rp7.050/liter. Adapun untuk solar turun dari Rp6.900/liter menjadi Rp5.650/liter.
Sedangkan harga Pertalite yang semula Rp8.250/liter turun menjadi Rp7.900/liter. Pertamax kini menjadi Rp8.600/liter dari semulai Rp8.750/liter, Pertamax Plus Rp9.500/liter dari Rp9.750, dan Pertamax Dex kini Rp9.700/liter dari sebelumnya Rp9.950/liter.
“Dengan adanya penurunan harga BBM, sejauh ini belum ada laporan lonjakan konsumsi, karena baru berlaku sehari. Konsumsinya masih normal-normal saja,” katanya.
Menurutnya, konsumsi rata-rata premium kini Rp9.000 KL/hari. Angka tersebut masih konstan meski terjadi perubahan harga.
“Untuk konsumsi Pertalite sendiri sekitar 900-1.000 KL/hari atau di kisaran 11-12% dari konsumsi Premium. Pengguna Pertalite ini merupakan peralihan dari pengguna premium maupun pertamax,” ungkapnya.
Roberth mengaku, sejak Pertalite diluncurkan pertama kali hingga 31 Desember 2015, outlet penyedia Pertalite sudah melebihi target. Dari target awal 150-180 outlet atau SPBU Pertalite kini sudah mencapai 306 outlet atau SPBU.
“Animo masyarakat cukup tinggi dalam menggunakan Pertalite,” ujarnya.
Di lain sisi, konsumsi Pertamax juga mengalami peningkatan 74% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun begitu, tingkat konsumsi rata-rata masih di kisaran 1-2% dari total konsumsi premium secara harian.
Sementara, LPG 12 kg juga mengalami penurunan harga. Hanya saja, penetapan harga LPG ini bervariasi, tergantung titik suplai, dengan rata-rata penurunan di kisaran Rp5.800/tabung.
“Untuk wilayah Jateng-DIY, dengan komposisi harga baru ini ditetapkan adanya harga terendah sampai tertinggi, tergantung titik suplai. Kalau secara nasional rata-rata turunnya Rp5.800/tabung,” jelasnya.
Harga LPG 12kg terendah, lanjutnya, ada di wilayah Cilacap dan Semarang, lantaran dekat dengan titik suplai, yakni Rp126.000/tabung. Sedangkan harga tertinggi ada di DIY rata-rata Rp129.600/tabung. Bahkan khusus di Sleman dan Bantul, masing-masing harganya bisa mencapai Rp130.900 terendah dan tertinggi Rp133.600/tabung.
“Untuk di Kudus Rp127.500, Pemalang Rp128.400, Solo Rp128.800, Boyolali Rp128.900, Tegal Rp129.000,” terangnya.
Dari sisi konsumsi LPG, untuk 12kg rata-rata mencapai 265 Matrix Ton/hari. Untuk LPG 3 kg rata-rata 2.651 Matrix Ton/hari, serta Bright Gas 419 Matrix Ton/bulan.
Sementara, sejumlah SPBU dan agen LPG merasa dirugikan dengan adanya penurunan harga, lantaran harus menjual sisa stok yang telah dibelinya dengan harga lama. Terkait hal tersebut, Roberth mengaku, masih menunggu instruksi dari pusat.
“Kami masih menunggu arahan dari pusat,” tegasnya.(aln)