SEMARANG- Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Jawa Tengah meminta kepada pemerintah agar ekspor bahan baku rotan jangan diberhentikan secara total. Pasalnya, kondisi tersebut akan mempengaruhi industri mebel rotan dalam negeri.
“Permasalahannya, sejak pemberhentian ekspor rotan tersebut banyak petani rotan yang tidak lagi menyuplai kebutuhan rotan tersebut kepada produsen,” kata Eri Sasmito, Ketua Asmindo Jateng, kemarin.
Menurutnya, berawal sejak diberhentikan ekspor bahan baku rotan tersebut para petani melakukan suplai hanya untuk kebutuhan dalam negeri. Akibatnya, suplai bahan baku rotan menjadi berlebihan.
“Akhirnya banyak petani yang malas menanam rotan ini, paling dijual ke domestik. Di sisi lain domestik sendiri tidak bisa menyerap semuanya,” ungkapnya.
Selanjutnya, suplai rotan di pasaran menjadi berkurang dan akhirnya berdampak pada operasional industri mebel berbahan baku rotan. Mengenai hal itu, pihaknya berharap agar Pemerintah kembali membuka kran ekspor namun lebih dibatasi.
“Misalnya saja, petani ambil 20 jenis rotan di dalam hutan, 3 di antaranya diserap oleh produsen domestik. Selebihnya diekspor ke luar negeri, ini akan lebih baik,” ujarnya.
Meski demikian, pihaknya berharap Pemerintah tetap memberikan regulasi yang jelas agar ke depannya ekspor rotan tidak menjadi berlebihan dan kembali berdampak pada kurangnya suplai untuk produksi dalam negeri.
“Kalau kami sebetulnya ingin bisa menggunakan semua jenis rotan tersebut, tetapi kan tidak semua rotan sesuai dengan mebel yang kami produksi. Jadi sebagian tetap harus diekspor tapi ada batasnya,” tandasnya.(aln)