SEMARANG- Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia Januari 2016 menunjukkan bahwa keyakinan konsumen rumah tangga terhadap kondisi perekonomian Jawa Tengah berada pada level optimis, meskipun sedikit melemah dari bulan sebelumnya. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Jawa Tengah pada Januari 2016 menurun 2,7 poin menjadi sebesar 121,6.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Semarang, Iskandar Simorangkir mengatakan, hal ini sesuai dengan pola normalnya, setelah pada akhir tahun optimisme konsumen meningkat seiring dengan kenaikan konsumsi masyarakat menjelang natal dan tahun baru. Sementara itu bila dibandingkan dengan optimisme Januari 2015 sebesar 125,8, optimisme Januari 2016 sedikit lebih rendah, terutama berkaitan dengan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini yang turun 9,5.
“Sedangkan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) pada Januari 2016 lebih baik dibandingkan dengan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Januari 2015 sebesar 132,1,” katanya.
Ditambahkan, pelemahan IKK tersebut didorong oleh penurunan kedua komponen pembentuknya, yaitu Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), yang masing-masing turun sebesar 2,7 poin dari bulan sebelumnya menjadi sebesar 109,9 dan 133,2. Pelemahan IKE dan IEK terutama dipengaruhi oleh turunnya optimisme responden terhadap ketersediaan lapangan kerja dan penghasilan konsumen saat ini dibandingkan 6 bulan sebelumnya maupun pada 6 bulan yang akan datang.
“Dari 4 kota yang disurvei, pelemahan IKK terjadi di kota Semarang, Solo, dan Purwokerto, yang tercatat menurun masing-masing sebesar 0,9 poin, 5,5 poin, dan 18,3 poin dari bulan sebelumnya. Sementara itu, IKK kota Tegal tercatat meningkat sebesar 12,8 poin dari bulan sebelumnya,” imbuhnya.
Dari sisi tekanan kenaikan harga tiga bulan mendatang (April 2016), lanjutnya, diperkirakan mengalami penurunan. Hal ini terindikasi dari indeks ekspektasi harga yang turun 12,5 poin menjadi 157,2.
“Penurunan tekanan kenaikan harga terjadi pada seluruh kelompok komoditas, dengan penurunan indeks terbesar terjadi pada kelompok Perumahan, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar (turun 25,1 poin), diikuti kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan (turun 18,1 poin),” jelasnya.
Menurutnya, kebijakan penurunan harga bensin untuk wilayah Jawa-Madura-Bali pada Januari 2016 dan penurunan tarif tenaga listrik pada Februari 2016 diperkirakan meredam tekanan harga tiga bulan mendatang.
“Konsumen memperkirakan pada enam bulan mendatang (Juli 2016) harga barang dan jasa secara umum akan mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari indeks ekspektasi harga dalam 6 bulan mendatang yang meningkat 1,4 poin menjadi sebesar 171,5. Peningkatan tekanan harga 6 bulan mendatang diperkirakan dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan saat hari raya Idul Fitri,” pungkasnya.(aln)