– SEMINAR- Slamet Ragil, pemilik 83 Gerai Soto Ayam Semarang, Tahu Gimbal dan Kupat Tahu Magelang, tengah memotivasi para pelaku UMKM, dalam Seminar Kewirausahaan, yang digelar Kanwil Pegadaian Semarang, Selasa (31/5), di Grand Saraswati Hotel Semarang. Foto : ANING KARINDRA
SEMARANG- Dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah melalui pengembangan bisnis UKM, Pegadaian Kanwil Semarang mengadakan Seminar Kewirausahaan. Acara digelar Selasa (31/5), di Hotel Grand Saraswati Singosari, Semarang.
Pemimpin PT Pegadaian Wilayah XII Semarang, Damar Latri Setiawan mengatakan, acara ini gratis bagi peserta. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Pegadaian atas pengembangan ekonomi mikro di Jawa Tengah.
“Tidak kurang dari 100 pelaku bisnis mikro di Kota Semarang dan sekitarnya hadir dalam acara ini. Sebagai narasumber, Pegadaian menghadirkan Slamet Ragil, pemilik 83 Gerai Soto Ayam Semarang, Tahu Gimbal dan Kupat Tahu Magelang,” katanya, kemarin.
Damar menambahkan, untuk permodalan UKM, pihaknya telah menyediakan kredit mikro dengan jaminan BPKB. Adapun nilai pinjamannya mulai Rp1 juta hingga Rp200 juta, dengan bunga 1% per-bulan.
Dalam kesempatan tersebut, Slamet Ragil berbagi ilmu dan pengalaman bagaimana mengembangkan usaha dengan cara yang tepat dan mudah. Melalui motivasi ini, diharapkan para peserta dapat memanfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya.
Pada kesempatan itu, Slamet juga menawarkan paket kemitraan sebesar Rp5 juta untuk mitra yang berada di Pulau Jawa, dan Rp6 juta untuk luar Jawa. Mitra akan mendapatkan pelatihan koki masak di Magelang selama 7-10 hari.
Selain itu, mitra akan mendapatkan lisensi sebagai cabang resmi dari Soto Semarang Pak Slamet Ragil. Mitra usaha juga dapat memegang kontrak penggunaan merek tersebut seumur hidup.
“Selain itu, mitra tidak perlu membayar biaya royalti dalam kerjasama ini,” ujar Slamet.
Untuk peralatan resto, lanjut Slamet, mitra bebas membeli sendiri. Namun untuk pengadaan mangkuk soto harus yang berciri mangkok soto semarang.
“Untuk penyediaan perlengkapannya, kami dapat membantu mitra yang memerlukan. Untuk menyediakan perlengkapan resto, mitra biasanya memerlukan dana sebesar Rp1,5 juta. Jadi, total investasi di Pulau Jawa sekitar Rp5,5 juta,” terangnya.
Jika usaha sudah berjalan, rata-rata omzet perbulan 15 juta. Setelah dikurangi biaya operasional, mitra bisa meraih laba Rp 2 juta perbulan.
“Dengan begitu balik modal bisnis ini sekitar tiga bulan,” tegasnya.(aln)