– PAMERAN- Salah satu pengembang perumahan FLPP mengikuti pameran REI Expo FLPP, di Java Mall Semarang, mulai 8-19 Juni 2016. Foto : ANING KARINDRA
SEMARANG- Harga rumah bersubsidi melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada tahun 2017 akan segera naik 5% dari sebelumnya. Jika tahun ini harga rumah FLPP sebesar Rp116,5 juta, maka tahun depan akan naik menjadi Rp126,6 juta.
Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) Jawa Tengah, MR Prijanto mengatakan, kenaikan harga dilakukan seiring penyesuaian harga tanah yang terus melambung naik. Kenaikan harga juga akan diiringi dengan kemudahan lainnya untuk membantu masyarakat mendapatkan rumah.
“Meski harga rumah FLPP mengalami kenaikan, pemerintah tetap memberi perhatian lebih kepada masyarakat berpenghasilan rendah untuk mendapat rumah FLPP, dimana salah satunya melalui kebijakan uang muka 1%, dengan bunga per tahun sebesar 5%, dan jangka waktu kredit hingga 20 tahun,” katanya, disela Pembukaan Pameran REI Expo FLPP yang berlangsung mulai 8-19 Juni 2016, di Java Mall Semarang.Â
Priyanto menambahkan, melalui pameran REI Expo FLPP, diharapkan masyarakat bisa segera melakukan transaksi sebelum harga naik. Pameran rumah bersubsidi ini diikuti 12 pengembang rumah sederhana dan ditargetkan mampu terjual antara 100-150 unit rumah.Â
“Peserta merupakan pengembang rumah FLPP dari berbagai daerah di Jawa Tengah seperti Semarang, Purwodadi, Kudus, Demak, Ungaran, dan Salatiga,” imbuhnya.
Menurut Prijanto, permintaan rumah FLPP belakangan cukup tinggi. Pada tahun 2015 lalu realisasi penjualan mencapai 5.600 unit dan 2016 ini diharapkan bisa mencapai 10.000 unit.Â
“Sampai dengan Juni 2016, REI mencapat realisasi penjulan rumah FLPP mencapai 4.000 unit di seluruh Jateng. Wilayah Solo Raya dan Purwokerto merupakan daerah yang sangat pesat penyerapan rumah FLPP,” ungkapnya.
Saat ini, lanjutnya, bantuan perbankan yang melayani rumah FLPP cukup banyak, seperti BTN, BTN Syariah, Mandiri Syariah, Arta Graha, dan lain-lain.Â
Sementara, untuk angka kebutuhan rumah (backlog) sendiri masih cukup tinggi dan terus meningkat setiap tahunnya. Data 2014 menyebutkan, backlog di Jateng mencapai 1,4 juta atau 10% dari total nasional diangka 14 juta unit.
“Penambahan backlog per tahun rata-rata seiring pertumbuhan jumlah rumah tangga baru. Nasional saja 800.000 unit backlog hanya tercapai 400.000 unit per tahun. Kalau Jateng biasanya 10% dari nasional atau sekitar 80.000 unit per tahun, dimana dari REI sendiri rata-rata mampu mencukupi 10.000 unit per tahun,” tegasnya.(aln)