*Bagi 50 Keluarga di Kawasan Pabrik Rembang
SEMARANG- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) terus menunjukkan kepeduliannya terhadap kondisi lingkungan sosial warga yang tinggal di sekitar berdirinya pabrik, di Kecamatan Gunem dan Bulu Kabupaten Rembang Jawa tengah. Kepedulian itu dilakukan dengan memberikan bantuan jambanisasi untuk 50 keluarga di sekitar perusahaan.
Kepala Departemen CSR Semen Indonesia, Wahjudi Heru mengatakan, saat ini sedikitnya sudah ada 50 keluarga yang diberikan bantuan jamban dan tersebar di lima desa Kecamatan Gunem dan Bulu. Rinciannya, 42 jamban untuk warga di Kecamaan Gunem, serta 8 jamban untuk warga di Kecamatan Bulu”.
“Warga yang mendapatkan bantuan jamban sehat itu berada di Desa Kajar, Pasucen, Timbrangan dan Tegaldowo berada di Kecamatan Gunem. Sedangkan bantuan di Kecamatan Bulu adalah Desa Kadiwono. Warga di desa tersebut selama ini memang dikenal masih memiliki perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS),” katanya.
Penggagas program jambanisasi Desa Kadiwono dan penggerak program kesehatan lingkungan Kecamatan Bulu, Ana Rini Wiharjati mengungkapkan, saat ini sudah ada 8 keluarga yang mendapatkan bantuan jamban di desanya dari PT Semen Indonesia.
“Kami akui, saat ini masih ada sebagian warga di desa yang masih memiliki budaya BABS. Biasanya mereka melakukan aktivitas BABS di sungai desa atau semak-semak sekitar permukiman. Kondisi seperti ini tidak sehat untuk masyarakat,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, di Desa Kadiwono total ada 60 keluarga yang masih membutuhkan bantuan jamban. Rinciannya, ada 50 keluarga belum memiliki jamban, serta 10 keluarga kondisi jambannya tidak layak pakai.
“Saat ini masih tersisa 52 keluarga yang butuh bantuan, karena 8 keluarga sudah mendapatkan bantuan dari PT Semen Indonesia,” jelasnya.
Menurutnya, sebenarnya desa sudah memesankan bantuan jamban sehat. Namun, hingga kini bantuan itu belum jadi.
“Kami berharap, PT Semen Indonesia bisa memperbanyak lagi bantuan jambanisasi di Kadiwono,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Rembang, Ali Syofi’i menyatakan, saat ini baru ada 91 desa di Rembang yang sudah menyandang status Open Defecation Free (ODF) atau bebas BABS. Artinya, saat ini masih kurang 203 desa dan kelurahan yang harus segera mendeklarasikan diri sebagai desa ODF.
“Tahun 2016 ini kami sedang memverifikasi 71 desa/kelurahan yang diusulkan ODF. Rencananya, ada 85 desa terentaskan dari BABS pada tahun ini tercapai,” pungkasnya.(aln)