CSR ASTRA – Bupati Semarang Mundjirin (tengah), Head of Environment & Social Responsibility PT Astra International Tbk Riza Deliansyah (kedua kanan), Head of Public Relations PT Astra International Tbk Yulian Warman (kiri), Ketua Koordinator Wilayah Grup Astra Semarang Sony Widjaja (kanan) dan Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2015 Trisno (kedua kiri) setelah membuka tirai sebagai tanda dimulainya pengembangan program CSR Kampung Berseri Astra di Desa Tanon, Ngrawan Kabupaten Semarang. foto : ist/DanishMGhossan
SEMARANG- Desa Wisata Tanon atau yang dijuluki “Desa Menari” di Semarang, mulai dibina menjadi Kampung Berseri Astra (KBA), mengingat di desa ini terdapat aspek-aspek yang sejalan dengan 4 pilar corporate social responsibility (CSR) Astra, yakni Pendidikan, Kewirausahaan, Lingkungan, dan Kesehatan.
Desa Wisata Tanon merupakan sebuah desa yang diinisiasi dan dikembangkan oleh seorang pemuda bernama Trisno, yang juga kebetulan sebagai salah satu penerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia(SATU Indonesia) Awards 2015 untuk kategori Lingkungan. Desa Tanon terletak di kaki lereng Gunung Telomoyo yang berada di ketinggian 1.100 km dari permukaan air laut dan berjarak 59 km dari kota Semarang.
KBA merupakan wilayah dengan lingkungan yang bersih dan hijau serta masyarakat yang sehat, cerdas, dan produktif yang mewakili empat pilar CSR Astra.
Acara kick-off ini dilaksanakan oleh Bupati Semarang Mundjirin, Ketua Koordinator Wilayah Grup Astra Semarang Sony Widjaja beserta eksekutif Grup Astra Semarang, Head of Environment & Social Responsibility PT Astra International Tbk Riza Deliansyah, dan Head of Public Relations PT Astra International Tbk Yulian Warman.
Acara ini turut dihadiri oleh beberapa pejabat pemerintah dan kepala dinas Kabupaten Semarang, serta warga Desa Tanon.
“Semoga Desa Tanon ini bisa dijadikan contoh bagi desa lainnya. Semua elemen yang ada dalam sebuah desa haruslah bermanfaat bagi warganya. Diibaratkan dengan filosopi pohon kelapa, dari akar hingga ujung daun semua memiliki manfaat,” ujar Bupati Semarang Mundjirin dalam sambutannya mewakili pemerintah daerah setempat. “Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungannya kepada Desa Tanon melalui Mas Trisno setelah meraih apresiasi SATU Indonesia Awards. Pemda juga turut mendukung pengembangan desa di sini melalui pengaspalan jalan menuju desa Tanon.”
KBA Desa Wisata Tanon merupakan yang ke-27 di seluruh Indonesia. Trisno pun menyambut dengan tangan terbuka untuk menjadikan desanya sebagai salah satu KBA.
“Saya mewakili masyarakat Desa Menari merasa senang dan bangga bisa menjadi binaan Astra. Kami berharap bisa mempercepat proses kemandirian masyarakat dan menjadikan masyarakat lebih sejahtera, kualitas sumber daya manusianya juga lebih meningkat sehingga dapat menjadi pondasi untuk perubahan ke arah yang lebih baik di masa mendatang,” ungkap Trisno.
Pertama di Jawa Tengah
Berlokasi di Desa Tanon, Ngrawan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, KBA Desa Wisata Tanon memiliki konsep Desa Wisata Budaya, yaitu desa yang mempunyai misi untuk Menebar Harmoni, Merajut Inspirasi, Menuai Memori, Wisata Nostalgia, Budaya, dan Pembelajaran.
Desa ini mulai digerakkan sejak 2006 oleh Trisno. Pria kelahiran 12 Oktober 1981 tersebut bertekad memajukan kampungnya seusai lulus dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, jurusan Sosiologi.
Desa yang dihuni oleh 43 kepala keluarga dan 143 jiwa itu sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan peternak sapi perah. Desa yang semula sepi dan sulit dijangkau, kini telah disulap Trisno menjadi sebuah desa wisata.
Tahun 2009 menjadi titik puncak dari kegigihan Trisno mengembangkan Desa Tanon. Kala itu, ayah tiga anak ini sempat dipinang partai politik, tetapi ia menolak dan tetap fokus pada pemberdayaan warga desanya. Alhasil, Desa Wisata Tanon kini jadi salah satu destinasi pariwisata, baik bagi turis domestik maupun mancanegara.
Turis Domestik & Mancanegara
Desa wisata di bawah kaki Gunung Telomoyo yang berhawa sejuk ini banyak dikunjungi turis domestik dari dalam maupun luar Pulau Jawa. Bahkan, desa ini juga pernah didatangi turis dari Mesir, 70 orang turis dari Filipina, dan rencananya 32 orang turis dari Singapura.
Berbagai paket kunjungan wisata disediakan, mulai dari pagelaran seni, outbound ndeso, hingga dolanan tradisional. Bahkan, setelah Trisno menerima apresiasi SATU Indonesia Awards dari Astra senilai Rp 55 juta, kini desanya sudah memiliki gedung serbaguna untuk berbagai pertemuan dan pelatihan.
Desa yang juga mencakup empat aspek pilar CSR Astra ini akhirnya dipilih untuk dibina menjadi KBA pertama di Jawa Tengah. Sebagai permulaan di tahun ini, Astra memberikan paket outbond modern, seperti permainan flying fox, yang diharapkan dapat melengkapi wisata pendidikan di Desa Tanon.
Tak hanya itu, 35 anak-anak sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi juga diberikan beasiswa senilai Rp 24 juta.
Pada 2016 ini, di bidang Pendidikan Astra akan memberikan pendampingan dan pelatihan Bahasa Inggris bagi warga Desa Tanon, donasi buku bacaan untuk perpustakaan desa, dan alat tulis seperti papan tulis, lemari, dan perlengkapan lainnya.
Di pilar Kewirausahaan, para peternak sapi perah akan dibina agar dapat menghasilkan nilai tambah bagi hasil ternaknya.
Di pilar Lingkungan, selain outbond modern, akan dibuatkan zona tanaman untuk edukasi wisata ramah lingkungan.
Di pilar Kesehatan, warga akan diberikan pelatihan senam jantung rutin untuk dewasa dan lanjut usia, penyuluhan serta pelatihan bagi kader posyandu dan ibu-ibu dengan balita tentang variasi pengolahan makanan berbahan dasar sayuran. Mereka juga akan diberikan sosialisasi mengenai tanaman obat-obatan.
Program pembinaan KBA ini merupakan bagian dari SATU Indonesia, yaitu langkah nyata dari Grup Astra untuk dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar, sesuai dengan butir pertama filosofi Catur Dharma Astra, yaitu “Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara.”(dmg)