– GYPSUM GYPROC- Hantarman Budiono, Managing DirectorPT Saint-Gobain Construction Products Indonesia, Won Siew Yee, Marketing Manager PT Saint-Gobain Construction Products Indonesia, dan ‎Purnomo Purwoko, Regional Sales Manager Indonesia Timur PT Saint-Gobain Construction Products Indonesia, sedang menunjukkan produk papan gypsum Gyproc sebagai solusi pengganti tembok saat launching di Gumaya Hotel Semarang. F‎oto : ANING KARINDRA
SEMARANG- Potensi bisnis gypsum masih cukup menjanjikan jika melihat angka penggunanya di Indonesia yang masih relatif rendah. Konsumsi penduduk Indonesia yang sudah memanfaatkan gypsum masih di bawah 1 meter persegi per kapita.
Managing Director PT Saint- Gobain Construction Products Indonesia (SGCPI), Hantarman Budiono mengatakan, Indonesia dibandingkan Singapura maupun negara terdekat seperti Malaysia sudah di atas satu.
“Kita memiliki gep yang sangat besar,” katanya.
Menurutnya, SGCPI sebagai produsen papan gypsum merk Gyproc siap membantu mengurangi gep dengan negara tetangga. Gyproc diklaim memiliki keunggulan mempercepat pembangun dan membuat rumah lebih nyaman.
“Speed up sekitar 28% lebih cepat. Sedangkan, total building cost akan turun hampir mencapai 20- 25%. Ini sebuah kondisi menjadi alternatif high risk building mulai dibangun agar melirik ke sistem ini, apalagi investor asing,” ungkapnya.
Dijelaskan, ‎Jateng merupakan posisi sangat bagus karena disambut antusiasi. Produk asal dari Eropa ini sudah bisa dipakai untuk residensial, hotel, apartemen, universitas dan rumah sakit.
“Pasar gypum di Indonesia tahun lalu 20% sedangkan tahun 2017 masih dipatok juga 20%. Hal ini mengingat penggunaan per kapita masih minim karena masih banyak masyarakat belum menggunakan. Sedangkan, market Jateng diharapkan capai 20-30%,” jelasnya.
Ditambahkan, ‎ edukasi terus dilakukan karena potensi menjanjikan. Masyarakat masih berpikir gypsum hanya untuk plafon padahal belum tentu.
“Inovasi terbaru dihadirkan dengan teknologi drywall system,” imbuhnya.
Drywall system, lanjutnya, merupakan sistem partisi atau dinding dalam ruangan yang terdiri dari papan gypsum dipasang pada sebuah rangka dengan menggunakan bantuan skrup khusus.
Marketing Director PT Saint- Gobain Construction Products Indonesia, Won Siew Yee menambahkan, teknologi terbaru diharapkan penghuni mempunyai banyak kesempatan melakukan evakuasi ketika terjadi kebakaran.
“Produk ini memiliki kemampuan tahan terhadap api selama empat jam,” katanya.
Produk ini, lanjut dia, memiliki ketahanan terhadap api lebih tinggi dibandingkan dengan dinding bata. Bentuk proteksi pasif terhadap api karena mampu mencegah perluasan api, penyebaran dari asap dan api ke bangunan lain.
“Selain itu, mampu mempertahankan struktur bangunan, mempermudah penyelamatan diri dan pemadaman kebakaran serta menjaga keseluruhan aset dan kegiatan bisnis,” pungkasnya. (aln)